Kesadaran adalah
sesuatu hal yang berhubungan dengan keinsyafan. Guru adalah seseorang atau
sesuatu yang bisa memberikan ilmu
pengetahuan atau wawasan lebih kepada kita sehingga kita mampu mengetahui hal
baru yang belum kita alami atau ketahui. Seperti para pepatah berkata “Guru
adalah teladan bagi semua orang, dimanapun keberadaannya selalu menjadi sorotan
masyarakat luas”.
Kita
sebagai seorang guru kadang kalanya lupa bahwa kita adalah seorang guru yang patut
untuk diteladani orang lain, baik dari sikap, perilaku, perkataan dan tata cara
berpikir kita. Namun secara tidak sadar kita pernah bersikap layaknya bukan
seorang guru, berperilaku layaknya seperti orang yang tidak pernah sekolah,
berkata-kata yang tidak senonoh, bahkan tidak sedap didengar oleh telinga orang
sekitarnya serta memberikan nasehat atau komentar layaknya anak kecil yang
selalu membuat orang lain merasa geregetan.
Seorang guru yang lupa akan jati dirinya sebagai seorang
guru akan sulit diterima oleh masyarakat luas. Setiap hal yang kita lakukan
baik di lingkungan sekolah, kelas ataupun di lingkungan masyarakat harus selalu
diperhatikan dengan baik. Jangan sampai kita sebagai seorang guru salah langkah
dalam melakukan hal-hal dalam kehidupan sehari-hari baik dimata murid (peserta
didik), teman guru, kepala sekolah, wali murid, tokoh masyarakat dan tetangga
kita.
Ada beberapa penyimpangan guru yang pernah muncul ke
permukaan, diantaranya perselingkuhan, pemerkosaan, pencabulan, pencurian, pembunuhan
dan masih banyak lagi yang lainnya. Namun itu semua merupakan hal yang sering
dilakukan oleh masyarakat pada umumnya. Oleh karena seorang guru itu merupakan
seseorang yang “digugu lan ditiru” serta telah memiliki harkat dan martabat
yang baik sejak awalnya, maka sedikit apapun hal yang jelek pasti di ungkap
sangat buruk di mata masyarakat luas.
Setiap kali pernah kita jumpai seorang guru yang mangkal
di warung kopi, layaknya masyarakat biasa. Kita juga pernah melihat seorang
guru yang berebut jatah sembako, layaknya seorang guru merasa kekurangan akan
apa yang telah diterimanya. Memang sekarang ini seorang guru seperti tidak ada
apa-apanya dibanding dengan guru saat dahulu kala. Pada saat dahulu, seorang
guru selalu dihormati oleh murid akan tutur katanya yang sangat mulia. Namun
sekarang seorang guru jangankan dihormati, didengarkanpun jarang dilakukan.
Pantaskah
seorang guru lupa akan jati dirinya sebagai seorang guru ?
Seorang guru merupakan jiwa yang tidak lepas dari jati
dirinya yang selalu dipandang baik dimata orang lain atau kalangan umum. Guru
selalu dihormati, disegani dan dijunjung tinggi oleh orang lain. Adapun jati
diri seorang guru adalah sebagai berikut :
a.
Guru
selalu mengajar murid-muridnya dengan baik dan benar penuh keikhlasan.
b. Guru selalu bertutur kata dan bersikap
yang sopan dan santun.
c. Guru selalu mengutamakan bekerja
daripada berbisnis.
d. Guru selalu rajin beribadah.
e. Guru selalu berbuat baik dan penuh
dengan tujuan khusus dalam melangkah.
f. Guru selalu dicontoh sikap dan
prilakunya oleh murid-muridnya.
g. Guru selalu memberikan hukuman yang
bersifat mendidik kepada murid yang nakal.
h. Guru selalu memakai pakaian yang
pantas dan sedap dipandang mata.
i. Guru selalu rajin belajar dan mencari
ilmu.
j. Guru selalu membimbing murid-muridnya
dalam berbagai pengetahuan.
k. Guru selalu mengerjakan dan
mempersiapkan segala perangkat mengajarnya.
l. Guru selalu disiplin dalam segala hal.
m. Guru selalu memberikan inspirasi bagi
semua orang.
n. Guru selalu memperhatikan
murid-muridnya yang kurang.
o.
Guru
selalu memberi semangat muridnya yang memiliki prestasi, dll.
Sesungguhnya
masih banyak lagi jati diri seorang guru yang harus dimiliki oleh setiap insan
guru yang budiman. Dengan adanya jati diri pada seorang guru akan muncul
kesadaran pada diri seorang guru bahwa dirinya adalah seorang guru yang tatkala
dijadikan teladan bagi semua orang yang ada disekitarnya, baik dilingkungan
sekolah, rumah, masyarakat umum dan kantor atau instansi.
Pantas
atau tidaknya itu tergantung dari diri kita masing-masing. Karena seorang guru
apabila lupa akan jati dirinya sebagai seorang guru, maka hal tersebut tidaklah
pantas bagi kalangan guru.
Sering
terjadi kepada segenap oknum guru, bahwa tidak semangat dalam mengajar atau
lupa akan jati diri seorang guru dikarenakan ada beberapa faktor diantaranya :
1.
Gaji
habis karena terlalu banyak potongan
2.
Perjalanan
yang ditempuh terlalu jauh
3.
Tunjangannya
selalu diulur-ulur
4.
Kesehatan
kurang terjamin
5.
Media
pembelajaran tidak ada (sekolah tidak memiliki dana)
6.
Kemampuan
siswanya kurang
7.
Dukungan
wali murid kurang memadai
8.
Pimpinan
tidak pernah menegur
9.
Tidak
pernah diadakan pengawasan oleh pengawas
10. Kegiatan lain yang lebih menguntungkan
(bisnis)
11. Tidak ada nasehat dan dukungan dari
guru senior
12. Melihat guru senior bersikap tidak
lebih baik
13. Tuntutan dinas terlalu tinggi (terlalu
banyak tuntutan)
14. Kurang adanya respon dari pemerintah
15. Pengangkatan guru baru yang tidak
potensi
16. Sering kali peraturan berubah cepat
(berganti-ganti)
17. Terlalu rumitnya birokrasi kedinasan
18. Kesejahteraan kurang
19. Memiliki banyak masalah (problem) baik
dirumah maupun pada dinasnya
20. Faktor alam (hujan, banjir, longsor,
jalan rusak berat, dll)
Dan
masih banyak lagi faktor-faktor yang membuat seorang guru lupa akan jati
dirinya sebagai seorang guru. Apabila dari faktor-faktor di atas telah terlampaui,
kemungkinan besar guru akan selalu ingat akan jati dirinya sebagai seorang
guru.
Namun
itu semua tergantung pada diri pribadi guru masing-masing, karena seorang guru
apabila mengajar dengan ikhlas pasti hasilnya akan lebih baik dari yang
diharapkan. Yang terpenting adalah “sudahkan para guru sadar akan jati dirinya
sebagai seorang guru yang baik?”.
Bagi
semua guru yang merasa dirinya benar-benar seorang guru, maka munculkanlah jati
diri seorang guru yang baik mulai dari sekarang. Bagi guru yang sudah baik,
maka sadarkan rekan guru kita yang belum melalukan jati diri sebagai seorang
guru yang baik.
Semoga bermanfaat bagi kalangan guru. Terima kasih.
(Krisna)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar